
Umroh Syawal kini menjadi tren baru di kalangan jamaah Indonesia yang ingin melanjutkan semangat Ramadhan dengan ibadah langsung ke Tanah Suci. Setelah sebulan penuh menahan lapar dan haus, memperbanyak doa, serta memperbaiki diri, bulan Syawal menjadi momentum terbaik untuk memperkuat hubungan dengan Allah سبحانه وتعالى lewat perjalanan spiritual umroh.
Bulan Syawal identik dengan nuansa kemenangan, di mana umat Islam bersukacita menyambut Idulfitri. Namun di balik suasana bahagia itu, tersimpan makna mendalam: Syawal adalah waktu untuk naik tingkat dalam ibadah, bukan berhenti setelah Ramadhan berlalu. Dan umroh menjadi salah satu cara paling indah untuk menegaskan semangat itu.
Keutamaan Umroh: Menghapus Dosa dan Mendekatkan Diri kepada Allah
Umroh bukan hanya perjalanan fisik ke Makkah, melainkan juga perjalanan batin untuk kembali kepada kesucian. Rasulullah ﷺ bersabda, “Umroh ke umroh menjadi penghapus dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Artinya, setiap langkah menuju Baitullah memiliki nilai ampunan yang luar biasa. Maka, ketika dilakukan di bulan Syawal—bulan setelah penuh pengampunan Ramadhan—ibadah ini seakan menjadi penyempurna yang mengokohkan iman dan ketaatan.
Selain itu, umroh juga menjadi kesempatan untuk memperbanyak doa di tempat yang paling mustajab di dunia. Di depan Ka’bah, hati menjadi lebih lembut, dan setiap permohonan terasa lebih dekat untuk dikabulkan.
Keutamaan Bulan Syawal: Simbol Kenaikan Iman
Secara bahasa, Syawal berasal dari kata “syala” yang berarti meningkat atau naik. Filosofinya jelas: umat Islam diharapkan tidak berhenti beribadah setelah Ramadhan, tapi terus meningkatkan kualitas keimanan di bulan-bulan berikutnya.
Rasulullah ﷺ bahkan menganjurkan umatnya untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal. Beliau bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadhan lalu diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh." (HR. Muslim).
Maka, melaksanakan umroh di bulan ini ibarat melengkapi dua amalan besar sekaligus: ibadah haji kecil dan puasa sunnah yang menjanjikan pahala berlipat.
Suasana Lebaran di Indonesia: Meriah dan Penuh Silaturahmi
Setiap kali Idulfitri tiba, Indonesia berubah menjadi lautan kebahagiaan. Tradisi mudik membuat jalanan dipenuhi senyum, rumah-rumah kembali ramai dengan keluarga yang berkumpul, dan suasana haru mengiringi setiap jabat tangan dan ucapan maaf.
Ketupat, opor ayam, rendang, dan sambal goreng menjadi simbol cinta yang tersaji di meja makan. Semua itu menggambarkan betapa kuatnya nilai silaturahmi di negeri ini.
Namun, setelah semua keramaian itu berlalu, sebagian umat memilih langkah berbeda: menunaikan umroh sebagai bentuk syukur dan refleksi spiritual. Mereka ingin melanjutkan rasa syukur Idulfitri dengan bersujud di depan Ka’bah, mengingat kembali hakikat kemenangan sejati—bukan sekadar pulang kampung, tapi pulang kepada Allah سبحانه وتعالى.
Suasana Lebaran di Arab Saudi: Sederhana tapi Penuh Makna
Berbeda dengan Indonesia yang penuh tradisi dan budaya, suasana lebaran di Arab Saudi cenderung lebih sederhana. Namun, kesederhanaan itu justru menghadirkan ketenangan batin luar biasa.
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tetap menjadi pusat aktivitas utama. Jamaah dari berbagai negara datang untuk melaksanakan umroh, dan suasana di sana terasa damai tanpa hiruk pikuk. Masyarakat Saudi juga merayakan Idulfitri dengan salat berjamaah di lapangan besar, kemudian berkumpul bersama keluarga, berbagi hidangan manis, dan saling mendoakan.
Bagi jamaah Indonesia yang berada di Tanah Suci saat itu, momen lebaran terasa unik. Tak ada ketupat atau mudik, tapi ada kedamaian luar biasa saat bertakbir di hadapan Ka’bah, menyadari bahwa kemenangan sejati adalah ketika hati bersih dan jiwa pasrah sepenuhnya kepada Allah سبحانه وتعالى.
Mengapa Umroh Syawal Diminati?
Bulan Syawal termasuk dalam bulan-bulan haji (Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah), sehingga banyak yang memilih waktu ini untuk umroh karena pahalanya lebih besar dan suasananya lebih tenang dibandingkan Ramadhan.
Selain itu, dari sisi praktis, biaya umroh di bulan Syawal umumnya lebih terjangkau. Tidak sedikit jamaah yang memanfaatkan waktu cuti pasca-lebaran untuk melaksanakan perjalanan ini. Cuaca di Arab Saudi pun mulai bersahabat, membuat aktivitas ibadah menjadi lebih nyaman.
Bagi yang ingin menghindari keramaian dan mencari pengalaman spiritual yang lebih tenang, umroh di bulan Syawal adalah pilihan terbaik.
Tips Umroh di Bulan Syawal
Rencanakan sejak awal. Pastikan paspor dan visa umroh telah siap minimal satu bulan sebelum keberangkatan.
Jaga stamina. Setelah lebaran, tubuh perlu adaptasi kembali. Istirahat cukup sebelum berangkat agar ibadah maksimal.
Pilih biro perjalanan terpercaya. Pastikan penyedia umroh memiliki izin resmi dan fasilitas sesuai kebutuhan.
Perbanyak niat baik. Niatkan setiap langkah menuju Tanah Suci hanya untuk Allah سبحانه وتعالى.
Bulan Syawal memang menawarkan energi baru bagi setiap Muslim. Setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu, kini saatnya memperkuat iman melalui perjalanan spiritual yang akan selalu dikenang seumur hidup.
Dan jika kamu ingin menjadikan tahun depan lebih bermakna, mulailah merencanakan umroh syawal maret 2026 dari sekarang. Dengan niat tulus dan persiapan matang, perjalanan ini bisa menjadi babak baru dalam hidupmu—sebuah perjalanan menuju kedamaian sejati di hadapan Allah سبحانه وتعالى.