Ada suatu momen dalam hidup yang tidak pernah kita sadari betapa berharganya sampai waktu berlalu: saat keluarga masih lengkap, anak-anak masih kecil, dan rumah ramai dengan suara tawa. Banyak orang tidak menyadari nilai momen itu sampai semuanya berubah pelan-pelan. Itulah mengapa periode liburan sekolah di bulan Juli dan Desember memegang peranan penting. Itulah waktu di mana kesibukan berhenti sejenak dan keluarga akhirnya punya kesempatan untuk berkumpul, tertawa, dan menciptakan kenangan baru.
Ketika orang tua bekerja dari pagi sampai malam dan anak disibukkan dengan tugas belajar, interaksi sering terjadi sekadar rutinitas: makan, tidur, sekolah, kerja. Perlahan, kedekatan emosional tergerus tanpa kita sadari. Momen liburan menjadi ruang untuk kembali mengenal satu sama lain — bukan sebagai orang tua dan anak dalam ritme harian, tapi sebagai keluarga yang saling merindukan kehadiran.
Liburan Juli selalu identik dengan energi, semangat, dan keinginan untuk menjelajah. Anak-anak seperti ingin membuktikan bahwa mereka pantas merayakan setelah berhasil melewati tahun ajaran. Banyak keluarga memilih wisata outdoor, taman hiburan, aktivitas air, atau perjalanan wisata belajar. Anak-anak ingin bermain sepuasnya, dan orang tua ingin melihat kebahagiaan itu.
Lalu datanglah liburan Desember: nuansanya jauh lebih tenang, lembut, dan penuh rasa syukur. Cuaca dingin menghadirkan suasana hangat di hati. Malam terasa lebih panjang, percakapan terasa lebih jujur. Ada keluarga yang memilih staycation, ada yang pulang kampung, ada yang mencoba destinasi baru sebagai penutup tahun. Tujuannya sama: menghabiskan waktu bersama sebelum tahun berganti.
Namun sayangnya, tidak sedikit keluarga yang justru melewati liburan dengan penuh stres. Booking akomodasi mendadak, harga tiket yang mahal, agenda yang mepet, dan itinerary yang tidak teratur sering membuat liburan terasa lebih melelahkan daripada bekerja. Yang awalnya ingin jadi waktu berkualitas malah berubah jadi perjalanan penuh drama.
Kuncinya sederhana: perencanaan. Liburan tidak harus mahal, tapi harus dipikirkan.
Beberapa pendekatan yang mulai digunakan keluarga modern untuk menikmati liburan dengan optimal:
Membuat daftar prioritas kesenangan keluarga. Anak suka apa? Orang tua ingin apa? Apa aktivitas yang bisa dinikmati bersama?
Mengatur anggaran yang realistis dan disiplin sejak awal. Menabung sedikit demi sedikit jauh lebih ringan daripada mengeluarkan uang sekaligus saat hari keberangkatan.
Mengutamakan momen, bukan destinasi. Anak-anak tidak peduli seberapa jauh perjalanan, mereka peduli seberapa bahagia mereka di sana.
Mengurangi jadwal padat. Liburan bukan perlombaan berpindah lokasi, tetapi kesempatan merasakan kedekatan.
Merekam momen yang penting, bukan setiap detik. Kadang meletakkan ponsel di meja adalah keputusan terbaik.
Ada hal yang sering kali baru disadari setelah masa kecil anak-anak lewat: mereka tidak akan selamanya minta ditemani. Kelak mereka punya teman, kesibukan, bahkan hidup sendiri. Ketika saat itu tiba, orang tua menyadari bahwa liburan sekolah bukan sekadar agenda musiman — tapi kesempatan langka untuk membuat kenangan sebelum semuanya berubah.
Tidak ada satu pun keluarga yang menyesal menghabiskan waktu bersama. Yang sering terjadi justru sebaliknya: menyesal karena terlalu sibuk sampai lupa menyediakan waktu. Karena itulah liburan tidak bisa dipandang sebagai kemewahan, tapi kebutuhan emosional untuk memastikan keluarga tetap saling terhubung.
Jika saat ini kamu sedang merencanakan liburan Juli atau Desember, ambillah langkah kecil dulu. Cek kalender, pilih durasi perjalanan, tentukan kisaran anggaran, dan diskusikan bersama. Tidak perlu menunggu situasi ideal. Kebahagiaan keluarga sering justru muncul pada perjalanan sederhana yang dilakukan dengan hati.
Karena pada akhirnya, kenangan terindah bukan berasal dari tempat yang mahal, tetapi dari tawa bersama, foto spontan sebelum senja, percakapan jujur di perjalanan pulang, dan rasa hangat ketika keluarga mendekat tanpa terburu-buru.
Waktu berjalan cepat, dan kita tidak bisa mengendalikannya. Tapi kita bisa memutuskan bagaimana mengisinya.
Dan periode liburan sekolah adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa halaman hidup kita diisi dengan sesuatu yang berarti.