Setiap kali bulan Juli tiba, para orang tua sudah mulai memikirkan dua agenda besar sekaligus: libur panjang sekolah anak dan persiapan memasuki tahun ajaran baru. Juli selalu identik dengan keceriaan, momen kebersamaan keluarga, dan waktu berkualitas yang mungkin selama hari-hari sekolah sulit untuk dilakukan. Karena itu, momen ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk melepas penat dari rutinitas belajar, tetapi juga waktu terbaik untuk mengisi liburan dengan sesuatu yang bermanfaat, penuh makna, dan meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh anggota keluarga.
Banyak keluarga memilih untuk menghabiskan liburan sekolah dengan aktivitas-aktivitas santai di kota mereka, entah itu jalan-jalan, staycation, berenang, atau kunjungan wisata lokal. Namun semakin ke sini, ada tren baru yang cukup menarik: mengisi liburan anak dengan perjalanan yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga bernilai spiritual dan edukatif. Ini menjadi alasan mengapa Juli dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu bulan travel religi paling ramai.
Salah satu destinasi yang sangat diminati adalah perjalanan ibadah ke Tanah Suci. Juli menjadi waktu yang tepat karena anak-anak sedang tidak sekolah, sehingga keluarga bisa berangkat bersama tanpa memikirkan izin belajar atau menumpuknya tugas sekolah. Selain itu, cuaca di Arab Saudi pada bulan Juli memang lebih panas, namun berada di Tanah Suci justru menjadi momentum untuk melatih sabar, ketenangan, dan kekhusyukan dalam ibadah. Banyak keluarga yang merasakan pengalaman spiritual jauh lebih kuat ketika datang pada periode musim panas, karena perjuangan fisik seakan menjadi bagian dari ibadah itu sendiri.
Di Makkah dan Madinah, kondisi pada bulan Juli biasanya ramai, terutama oleh rombongan keluarga dari berbagai negara. Hotel-hotel dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mulai terisi penuh sejak awal bulan. Suasana malam sangat hidup karena jamaah lebih banyak melakukan ibadah saat matahari sudah mulai turun dan suhu lebih bersahabat. Penjual makanan, toko kurma, pedagang busana muslim, dan toko perlengkapan ibadah di sekitar masjid juga ramai karena banyak jamaah yang berbelanja untuk oleh-oleh.
Kondisi ini menjadi hal yang menarik untuk dikenang oleh anak-anak. Mereka melihat dunia Islam dari sudut pandang nyata, bukan hanya dari buku pelajaran agama. Mereka mengenal berbagai budaya muslim dunia, belajar arti sabar saat antre masuk Raudhah, belajar disiplin saat tawaf, serta menyadari bahwa ibadah bukan sekadar teori, tetapi pengalaman yang menyentuh hati. Banyak orang tua menyampaikan bahwa pengalaman ini menjadi turning point bagi anak-anak dalam hal akhlak dan kedisiplinan.
Selain itu, destinasi religi di bulan Juli dapat menjadi bagian dari pembentukan karakter menjelang tahun ajaran baru. Ketika liburan digunakan untuk hal positif, anak-anak akan kembali ke sekolah dengan hati lebih tenang, pikiran lebih fresh, serta semangat belajar yang lebih kuat. Bulan baru, musim baru, kelas baru — dibarengi pengalaman hidup baru yang tidak terlupakan.
Dari sudut pandang perencanaan liburan, Juli adalah waktu yang ideal untuk menggabungkan kualitas waktu keluarga dan pengalaman spiritual. Bagi keluarga yang berniat melakukan ibadah religius sambil liburan sekolah, pilihan paket perjalanan saat ini juga semakin beragam. Banyak biro perjalanan yang menyediakan itinerary ramah anak, jadwal yang fleksibel, rute ziarah edukatif, hingga sesi parenting islami di hotel untuk menambah wawasan orang tua.
Minat ini semakin meningkat menjelang umroh juli 2026 karena banyak keluarga sudah mulai merencanakan perjalanan jauh-jauh hari agar harga lebih hemat dan kuota kamar hotel dekat masjid tidak kehabisan. Perencanaan dari sekarang menjadi strategi terbaik, terutama bagi keluarga besar atau yang ingin mendapatkan paket terbaik dengan fasilitas yang nyaman untuk anak.
Bagi orang tua, ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa menjalani ibadah bersama anak. Ada rasa haru saat pertama kali kaki melangkah ke depan Ka'bah sambil menggandeng tangan mereka. Ada rasa bangga saat anak ikut berdoa penuh kesungguhan di Raudhah. Ada rasa syukur ketika keluarga utuh dalam ibadah, bukan hanya dalam kesenangan. Momen seperti ini sulit didapat di tempat lain.
Yang terpenting, liburan religius ini tidak membuat anak kehilangan unsur hiburan. Banyak destinasi wisata halal dan edukatif yang bisa dikunjungi setelah menyelesaikan rangkaian ibadah, mulai dari pameran sejarah Islam di Madinah, museum Al-Quran, Jabal Uhud, hingga keindahan Jabal Tsur dan Jabal Rahmah di Makkah.
Saat kembali ke Indonesia, liburan panjang pun sudah selesai, dan kini mulai memasuki fase berikutnya: musim sekolah baru. Anak kembali ke kelas yang berbeda, teman yang mungkin berbeda, guru yang baru, dan mata pelajaran yang semakin berkembang. Namun kali ini mereka mengawali tahun ajaran baru dengan hati yang jauh lebih matang dan pikiran yang lebih bersih.
Maka dari itu, jika liburan sekolah kali ini terasa ingin berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mengisinya dengan perjalanan religi keluarga bisa menjadi pilihan yang tepat. Liburan bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi tentang membangun kenangan, memperkuat nilai agama, menanamkan akhlak, serta mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Juli datang hanya sekali dalam setahun, tetapi kenangan yang tercipta darinya akan bertahan seumur hidup.