Sasha Notes

Bukan Traveling Biasa! Umroh Plus Aqsho Bikin Hati Ini Bergetar Hebat

masjid-al-aqsho.jpg

Awalnya aku cuma pengin healing. Setelah burnout kerja dan capek sama rutinitas, aku kepikiran buat traveling spiritual. Bukan ke Bali, bukan ke Thailand, tapi ke tanah yang penuh sejarah dan doa — Palestina. Sampai akhirnya aku nemu paket Kelana Haramain Travel yang menawarkan Umroh Plus Aqsho. Waktu baca brosurnya, ada satu kalimat yang bikin aku berhenti mikir:

“Langkahkan kakimu di tiga masjid suci, maka hidupmu akan berubah selamanya.”

Dan bener aja, hidupku nggak pernah sama lagi setelah itu.

Awal dari Sebuah Perjalanan Hati

Aku berangkat bersama rombongan, kebanyakan jamaah muda — sesama Gen Z yang punya semangat hijrah. Di pesawat, kami saling sharing: ada yang baru hijrah dari gaya hidup lama, ada yang lagi mencari makna hidup, ada juga yang cuma pengin mendekat sama Allah سبحانه وتعالى.

Madinah jadi persinggahan pertama. Suasana tenangnya benar-benar bikin hati adem. Setiap langkah menuju Masjid Nabawi terasa seperti berjalan di pelukan cinta Rasulullah ﷺ. Tapi semua itu baru permulaan, karena tujuan sejati kami ada di ujung perjalanan — Masjidil Aqsho.

Perjalanan Menuju Palestina

Setelah menyelesaikan rangkaian Umroh di Makkah, kami melanjutkan perjalanan ke Palestina. Deg-degan? Pastinya. Tapi di balik rasa cemas, ada semangat luar biasa.

Saat bus melintasi perbatasan dan kubah perak Masjidil Aqsho mulai terlihat dari kejauhan, jantungku berdebar kencang. Air mata menetes tanpa disuruh. Seolah seluruh kisah perjuangan para nabi dan syuhada menyambut kedatangan kami.

Sesampainya di sana, aku langsung sujud syukur. “Ya Allah سبحانه وتعالى, terima kasih sudah izinkan aku menapaki tanah para nabi.”

Masjidil Aqsho: Lebih dari Sekadar Tujuan

Berdiri di pelataran masjid itu, aku merasa kecil sekali. Di sinilah Nabi Ibrahim عليه السلام berdakwah, Nabi Daud عليه السلام memimpin, Nabi Sulaiman عليه السلام membangun, dan Rasulullah ﷺ naik ke langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Setiap ubin, setiap tembok, seperti bercerita tentang sejarah panjang keimanan.

Pemandu kami bilang,

“Masjidil Aqsho bukan hanya tempat suci. Ia adalah simbol keteguhan umat Islam untuk tidak pernah menyerah.”

Dan aku merasa tersentuh banget. Karena selama ini, aku sering menyerah dalam hal kecil — gagal dikit langsung putus asa. Tapi di sini, aku belajar arti sabar dan istiqamah yang sesungguhnya.

Umroh Plus Aqso: Perjalanan Spiritual Gen Z

Banyak teman yang nanya, “Ngapain jauh-jauh ke Palestina? Aman nggak sih?” Aku jawab, “Aman, insyaAllah. Tapi lebih dari itu — menenangkan.”

Program Umroh Plus Aqso bukan sekadar ibadah tambahan, tapi perjalanan menemukan jati diri. Kita belajar langsung dari kehidupan nyata saudara kita di sana: bagaimana mereka bertahan dengan senyum meski dalam tekanan.

Mereka mengajarkan kita arti syukur yang sebenarnya. Kalau mereka bisa tetap beribadah dengan senyum di tengah kesulitan, masa kita yang hidup nyaman masih sering ngeluh?

Hijrah Itu Tentang Langkah Kecil yang Konsisten

Setelah beberapa hari di Aqsho, aku mulai sadar: hijrah nggak butuh momen besar. Kadang, cukup satu langkah kecil — tapi tulus. Satu doa yang diucapkan dengan sungguh-sungguh. Satu niat yang dijaga di tengah godaan dunia.

Bagi aku, perjalanan ini bukan cuma tentang foto di depan masjid bersejarah. Tapi tentang memperbarui niat, memperkuat iman, dan menata ulang arah hidup.

Kenapa Anak Muda Harus Coba Umroh Plus Aqsho

Generasi kita sering dibilang sibuk ngejar dunia. Tapi siapa bilang kita nggak bisa mengejar akhirat juga? Justru di usia muda inilah waktu terbaik buat menanam iman.

Lewat Umroh Plus Aqsho, kamu bukan cuma beribadah — kamu belajar makna perjuangan, kesabaran, dan cinta sejati pada agama. Dan kalau mau berangkat tanpa drama logistik, tinggal pilih penyedia profesional kayak Kelana Haramain Travel, yang udah berpengalaman nganter jamaah ke tiga masjid suci dengan pembimbing berilmu dan itinerary super nyaman.

Akhir Perjalanan, Awal dari Cahaya Baru

Malam terakhir di Palestina, aku duduk di tangga Masjidil Aqsho. Angin malam bertiup pelan, dan aku menatap langit yang bertabur bintang. Dalam hati aku berkata,

“Mungkin hijrahku nggak sempurna, tapi aku bersyukur Allah سبحانه وتعالى sudah memanggilku sejauh ini.”

Perjalanan ini membuka mataku bahwa hijrah bukan sekadar gaya hidup — tapi perjalanan jiwa menuju ridha Allah سبحانه وتعالى. Dan mungkin, ini baru awal dari perjalanan panjangku mencari cahaya itu.

Kalau kamu juga sedang mencari makna hidup, berhentilah sejenak dari hiruk-pikuk dunia, dan temukan kedamaian di tanah suci. Karena setiap langkah menuju Umroh plus Aqsho… adalah langkah menuju cahaya yang tak pernah padam.